Jumat, 16 Mei 2025

masa kecil


              Sepeda Kecil dan Langit Sore

Waktu aku kecil, sekitar umur tujuh tahun, aku punya sepeda kecil warna merah yang sudah mulai karatan di bagian rodanya. Sepeda itu bukan baru—ayah membelinya dari tetangga yang pindah rumah. Tapi buatku, itu adalah harta paling berharga. Saat sore menjelang, aku akan minta izin ke ibu untuk main ke gang sebelah, tempat anak-anak sering berkumpul.


Setiap sore, langit akan mulai berubah warna, dari biru cerah jadi oranye keemasan. Itu waktu yang paling kusuka. Aku akan mengayuh sepeda sekuat tenaga, seolah-olah aku sedang balapan dengan angin dan matahari yang perlahan tenggelam.


Pernah satu kali aku jatuh cukup keras. Lututku berdarah, dan sepedaku tergeletak miring. Aku menangis, bukan karena sakit, tapi karena kupikir sepeda itu rusak. Tapi ayah datang cepat—entah bagaimana ia tahu aku jatuh. Ia tidak marah. Dia hanya menggendongku, meniup luka di lututku, lalu memperbaiki rantai sepeda yang lepas. Katanya, "Nggak apa-apa jatuh, yang penting kamu berani coba lagi."


Sejak hari itu, aku tidak takut lagi jatuh. Setiap kali aku mengayuh sepeda sore-sore, aku tahu bahwa akan selalu ada tangan yang siap membantu jika aku terjatuh—tangan ayah, tangan orang-orang yang sayang padaku.


Kalau kamu punya kenangan masa kecil sendiri yang ingin dijadikan cerita, beri aku sedikit detail—aku bisa bantu mengubahnya jadi kisah yang hangat dan indah.


















ChatGPT dapat membuat kesalahan. Periksa info penting. Lihat Preferensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sabahat ber limaa

       Persahabatan di bawah pohon Di sebuah kota kecil yang damai, lima sahabat—Sherly, Wanda, Shinta, Salsa, dan Reni—selalu menghabiskan ...