Jumat, 16 Mei 2025

sabahat ber limaa


       Persahabatan di bawah pohon


Di sebuah kota kecil yang damai, lima sahabat—Sherly, Wanda, Shinta, Salsa, dan Reni—selalu menghabiskan waktu bersama di taman belakang sekolah. Di sana ada sebuah pohon besar yang mereka sebut "Pohon Kenangan", karena setiap tahun mereka menuliskan harapan dan menggantungkannya di salah satu cabangnya.


Sherly adalah sosok pemimpin yang bijak dan selalu tenang dalam menghadapi masalah. Wanda si humoris, selalu bisa membuat semua orang tertawa. Shinta dikenal cerdas dan suka membaca, sementara Salsa, si penyayang binatang, tak pernah lepas dari kucing kesayangannya. Reni yang pendiam tapi perhatian, sering jadi tempat curhat teman-temannya.


Suatu hari, mereka mendengar kabar bahwa taman sekolah akan dibongkar untuk dijadikan gedung baru. Pohon Kenangan pun terancam ditebang. Kelima sahabat itu tak bisa membiarkannya terjadi begitu saja.


“Aku punya ide!” kata Shinta sambil mengangkat tangan. “Kita buat petisi! Kita ajak murid-murid lain untuk tanda tangan dan serahkan ke kepala sekolah.”


Sherly segera menyusun rencana, Wanda membuat poster yang menarik perhatian, Salsa dan Reni berkeliling mengumpulkan tanda tangan. Dalam waktu seminggu, petisi itu sudah dipenuhi ratusan tanda tangan siswa dan guru.


Akhirnya, kepala sekolah setuju untuk mempertahankan taman dan Pohon Kenangan sebagai warisan sekolah.


Hari itu, kelima sahabat berkumpul di bawah pohon, menggantung harapan baru mereka.


“Semoga kita selalu bersama, tak peduli waktu atau jarak,” ucap Reni pelan.


Dan di bawah Pohon Kenangan itu, persahabatan mereka pun semakin kuat—menjadi kisah yang akan terus dikenang, tak hanya oleh mereka berlima, tapi oleh banyak generasi setelahnya.



















ChatGPT dapat membuat kesalahan. Periksa info penting. Lihat Preferensi Cookie.

lebaran


            “Ketupat Terakhir di Meja Ibu”


Hari itu, matahari pagi menyelinap masuk lewat jendela rumah sederhana di pinggir desa. Suara takbir menggema dari masjid, menandai hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Udara penuh aroma ketupat, opor ayam, dan rendang buatan Ibu.


Raka berdiri di ambang pintu, ragu-ragu. Ia baru kembali ke kampung halaman setelah tiga tahun merantau di kota, terhalang pekerjaan dan pandemi. Banyak yang berubah — jalanan, tetangga, bahkan dirinya sendiri. Tapi satu yang tetap sama: senyum hangat Ibu yang menyambutnya di ambang pintu.


"Raka..." suara Ibu bergetar, tangannya gemetar saat meraih tangan putranya.


Raka memeluk Ibu erat, lebih erat dari yang pernah ia lakukan.


Di ruang makan, segala masakan khas Lebaran sudah tersaji. Tapi mata Raka tertumbuk pada satu hal: ketupat terakhir yang masih utuh, diletakkan dengan hati-hati di piring porselen tua.


"Itu... ketupat yang Ibu simpan sejak pagi," kata Ibu pelan. "Biasanya kamu yang paling suka rebutan duluan."


Raka tersenyum, matanya berkaca-kaca. Ia duduk dan mengambil ketupat itu, memotongnya perlahan, dan menyendok kuah opor buatan Ibu yang rasanya tak pernah berubah.


Hari itu, bukan hanya ketupat yang hangat — tapi juga hati Raka. Lebaran bukan soal makanan, bukan soal pakaian baru, tapi tentang pulang. Tentang memeluk yang tersayang dan mengucap maaf dari lubuk hati paling dalam.


"Maafkan Raka, Bu... untuk semua yang dulu tak sempat."


Ibu hanya tersenyum sambil membelai kepala anaknya. Di luar, suara takbir masih menggema, tapi di dalam rumah itu, suara hati yang saling memaafkan jauh lebih lantang.




















ChatGPT dapat membuat kesalahan. Periksa info penting. Lihat Preferensi Cookie.

masa kecil


              Sepeda Kecil dan Langit Sore

Waktu aku kecil, sekitar umur tujuh tahun, aku punya sepeda kecil warna merah yang sudah mulai karatan di bagian rodanya. Sepeda itu bukan baru—ayah membelinya dari tetangga yang pindah rumah. Tapi buatku, itu adalah harta paling berharga. Saat sore menjelang, aku akan minta izin ke ibu untuk main ke gang sebelah, tempat anak-anak sering berkumpul.


Setiap sore, langit akan mulai berubah warna, dari biru cerah jadi oranye keemasan. Itu waktu yang paling kusuka. Aku akan mengayuh sepeda sekuat tenaga, seolah-olah aku sedang balapan dengan angin dan matahari yang perlahan tenggelam.


Pernah satu kali aku jatuh cukup keras. Lututku berdarah, dan sepedaku tergeletak miring. Aku menangis, bukan karena sakit, tapi karena kupikir sepeda itu rusak. Tapi ayah datang cepat—entah bagaimana ia tahu aku jatuh. Ia tidak marah. Dia hanya menggendongku, meniup luka di lututku, lalu memperbaiki rantai sepeda yang lepas. Katanya, "Nggak apa-apa jatuh, yang penting kamu berani coba lagi."


Sejak hari itu, aku tidak takut lagi jatuh. Setiap kali aku mengayuh sepeda sore-sore, aku tahu bahwa akan selalu ada tangan yang siap membantu jika aku terjatuh—tangan ayah, tangan orang-orang yang sayang padaku.


Kalau kamu punya kenangan masa kecil sendiri yang ingin dijadikan cerita, beri aku sedikit detail—aku bisa bantu mengubahnya jadi kisah yang hangat dan indah.


















ChatGPT dapat membuat kesalahan. Periksa info penting. Lihat Preferensi

di sekolah baruku


 Hari Pertama di Sekolah Baru

Hari itu langit tampak cerah, tapi hati Aira penuh awan. Ini adalah hari pertamanya di sekolah baru. Ia pindah karena pekerjaan ayahnya yang harus berpindah kota. Meski mencoba tersenyum, perasaan gugup tetap tak bisa ia sembunyikan.


Begitu turun dari mobil, Aira menatap gerbang besar bertuliskan SMP Negeri Harapan Bangsa. Sekolah ini jauh lebih besar dari sekolah lamanya. Anak-anak tampak ramai di halaman, saling bercanda, beberapa berlarian, dan sebagian sibuk dengan ponsel masing-masing.


"Semangat, Aira. Kamu pasti bisa!" gumamnya pelan sambil menggenggam erat tali ransel.


Saat masuk kelas, semua mata tertuju padanya. Wali kelas, Bu Lestari, menyambutnya dengan hangat.

"Anak-anak, hari ini kita kedatangan teman baru. Namanya Aira. Yuk kita sambut bersama."

"Selamat datang, Aira!" seru teman-teman sekelas serempak, meski beberapa terdengar setengah hati.


Aira hanya tersenyum kaku dan duduk di kursi kosong di barisan tengah.


Pelajaran pertama berjalan cukup lancar. Saat istirahat, Aira duduk sendiri di bangku taman sekolah, membuka bekal roti isi yang dibawanya. Namun tak lama, seorang anak perempuan datang menghampiri.


"Hai! Kamu Aira, ya? Aku Dinda. Boleh duduk sini?"

Aira tersenyum lega. "Boleh, kok."


Dari obrolan kecil itu, Aira tahu bahwa Dinda suka menggambar, dan ternyata mereka sama-sama menyukai komik detektif. Tak lama, dua anak laki-laki ikut bergabung, memperkenalkan diri sebagai Farhan dan Jody. Mereka membicarakan banyak hal, dari tugas sekolah sampai game yang sedang populer.


Aira mulai merasa nyaman.


Di akhir hari, Aira pulang dengan wajah lebih cerah dari pagi tadi. Sekolah barunya mungkin masih asing, tapi hari ini dia tahu bahwa dia tidak sendirian. Ada teman-teman baru yang menyambutnya, dan lembaran baru yang siap untuk menjadi pemenang.






Keluarga cemara


 

Keluarga Cemara bukan sekedar judul sinetron atau film yang populer di Indonesia. Bagiku, Keluarga Cemara adalah cermin kehidupan keluarga yang penuh kasih, kesederhanaan, dan nilai-nilai kebersamaanyang sangat inspiratif.

Cerita tentang Keluarga Cemara mengajarkan banyak hal, mulai dari bagaimana menghadapi kesulitan dengan sabar, pentingnya saling mendukung antar anggota keluarga, hingga nilai kejujuran dan kerja keras. Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan seperti sekarang, pesan dari Keluarga Cemara mengingatkan kita kembali bahwa kebahagiaan sejati datang darinya

Saya sangat terkesan dengan bagaimana Abah dan Emak tetap tegar menghadapi perubahan

Keluarga Cemara juga mengajak kita untuk menghargai hal-hal

Melalui Keluarga Cemara, aku belajar bahwa keluarga bukan hanya soal ikatan darah, tapi juga tentang kasih sayang, pengorbanan, dan kebersamaan dalam suka

Bagi siapa saja yang ingin merasakan kehangatan dan inspirasi tentang arti keluarga,

Kucingku yang lucu


 Di rumah, aku punya seekor kucing yang sangat lucu dan menggemaskan. Namanya Milo .

Milo punya kebiasaan aneh tapi lucu. Setiap pagi, dia selalu duduk di depan kamar sambil mengeong seolah membangunkanku. Kalau aku tidak bangun juga, dia masuk dan langsung loncat ke kasur, lalu duduk di atas perutku. Rasanya seperti dibangunkan oleh

Yang paling lucu, Milo suka sekali bermain dengan benda-benda aneh. Kadang dia utama dengan tutup botol, karet gelang, bahkan kantong plastik.

Milo juga suka ikut nimbrung saat aku belajar. Dia

Meskipun nakal dan suka bikin

Kehadiran Milo

Menjaga lingkungan rumah


Lingkungan rumah adalah tempat pertama kita belajar tentang kebersihan, kenyamanan, dan kepedulian. Bagi saya, rumah bukan hanya tempat tinggal, tapi juga tempat tumbuh dan membentuk kebiasaan baik. Oleh karena itu, menjaga lingkungan rumah tetap bersih

Setiap hari, kami berusaha menjaga lingkungan rumah agar tetap nyaman. Kami membuang sampah pada tempatnya, menyapu halaman, merawat tanaman, dan tidak membiarkan berkumpulnya udara agar tidak menjadi sarang nyamuk. Hal-hal sederhana seperti ini bisa memberikan dampak besar, tidak hanya untuk kenyamanan, tapi juga untuk kesehatan.

Lingkungan rumah yang bersih membuat kita betah di dalamnya. Udara terasa segar, pikiran jadi tenang, dan semangat untuk belajar atau bekerja pun meningkat. Selain itu, lingkungan yang tertata juga memberikan contoh yang baik untuk anak-anak atau adik-adik di rumah agar mereka terbiasa menjaga kebersihan sejak dini.

Saya percaya, perubahan besar dimulai dari hal kecil. Jika setiap keluarga peduli terhadap lingkungannya, maka lingkungan sekitar pun akan ikut bersih dan sehat. Maka dari itu, saya selalu mengingatkan diri sendiri dan orang rumah untuk saling mengingatkan dan bekerja sama dalam menjaga kebersihan rumah.

Lingkungan rumah yang baik tidak hanya tentang kebersihan fisik, tetapi juga suasana hati. Saling menghargai, menjaga ketenangan, dan menciptakan suasana yang hangat juga merupakan bagian dari menjaga “lingkungan

Karena pada akhirnya, rumah yang bersih dan penuh kasih adalah tempat terbaik untuk kembali pulang.

Cita-Citaku Menjadi Farmasi

 

Cita-Citaku Menjadi Farmasi

Setiap orang pasti memiliki cita-cita dalam hidupnya. Ada yang ingin menjadi dokter, guru, tentara, atau bahkan astronot. Begitu juga dengan aku. Sejak kecil, saya sudah memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi seorang farmasis , atau yang biasa dikenal dengan sebutanapoteker .

Awalnya, saya belum benar-benar paham apa itu farmasi. Tapi sejak melihat bagaimana apoteker membantu keluargaku memahami cara minum obat dengan benar, aku mulai tertarik. Saya sadar bahwa pekerjaan seorang farmasis sangat penting. Mereka tidak hanya menjual obat, tetapi juga memastikan obat tersebut aman, tepat dosis, dan sesuai dengan kebutuhan pasien.

Yang semakin menarik adalah bahwa farmasi juga terlibat dalam penelitian dan pengembangan obat baru. Aku membayangkan suatu hari bisa menjadi

Untuk

Cita-citaku menjadi farmasis bukan hanya tenta


ng pekerjaan di masa depan, tapi tentang niat untuk membantu sesama. Saya ingin menjadi seseorang yang tidak

Saya tahu perjalanan ini tidak mudah, tapi dengan usaha, doa

perkemahan yang menyenangkan


 Beberapa waktu lalu, sekolahku mengadakan kegiatan perkemahan yang sangat seru dan berkesan. Perkemahan ini berlangsung selama dua hari satu malam di halaman sekolah. Semua siswa dari kelas atas ikut serta, lengkap dengan perlengkapan kemah dan semangat petualangan.


Kami tiba pagi hari dengan membawa tas besar berisi pakaian, alat makan, dan kantong tidur. Setelah upacara pembukaan dan pengarahan dari para guru pembina, kami mulai mendir


Kegiatan diisi dengan berbagai lomba seperti membuat yel-yel, mencari jejak, lomba memasak, dan api


Keesokan paginya, kami senam bersama, dilanjutkan dengan permainan kekompakan dan bersih-bersih lingkungan. Setelah itu, dilakukan upacara penutupan dan pengumuman pemenang lomba. Rasanya sedih harus pulang, karena banyak kenangan indah yang tercipta dalam waktu singkat.

Perkemahan ini bukan hanya tentang bersenang-senang

Setelah penyelesaian selesai, kami pulang dengan perasaan bahagia dan penuh semangat. Banyak teman baru yang aku kenal lebih dekat, dan suasana kekeluargaan di antara kami terasa semakin erat. Guru-guru juga terlihat puas karena kami bisa belajar banyak hal penting di luar kelas.


Sesampainya di rumah, aku langsung menceritakan pengalaman seru selama berkemah kepada keluargaku. Mereka senang mendengar saya bisa mandiri dan bertanggung jawab. Apalagi mereka jadi tertarik untuk ikut kegiatan seperti ini di masa depan.


Perkemahan di sekolahku juga memberiku pelajaran berharga tentang menjaga alam. Saat bersih-bersih, kami mengajarkan untuk tidak meninggalkan sampah sembarangan dan menjaga lingkungan tetap bersih dan asri. Aku jadi lebih sadar betapa pentingnya menjaga


Dari perjalanan ini, saya merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan lain di sekolah


Sekarang aku sudah tidak sabar menunggu kedatangan berikut











kegiatan yang ada di bulan Ramadhan


 Kegiatan Ibadah

Puasa – Menahan diri dari makan, minum


Sahur – Makan siang


Berbuka Puasa (Buka Puasa) – Waktu makan saat


Shalat Tarawih –


Tadarus Al-Quran –


I'tikaf – Berdiam di masjid untuk


Qiyamul Lail – Shalat malam atau tah


Zakat Fitrah – Kewajiban bagi


🤝 Kegiatan Sosial

Berbagi Takjil – Memberikan makanan untuk berbuka pu


Santunan Anak Yatim dan Dhuafa– Memberikan bantuan atau hadiah kepada mereka yang membutuhkan.


Donasi & Sedekah – Meny


Buka Puasa Bers– Momen kebersamaan dengan keluarga, teman


Gotong Royong Membersihkan Masjid – Pers


👨‍👩‍👧‍👦 Kegiatan Keluarga & Anak

Ngab– Kegiatan mengisi waktu menjelang buka puasa


Melatih Anak Puasa – Mengajarkan anak-anak belajar berpu


Membuat K– Tradisional


Belajar Agama & Cerita– Kegiatan edukatif seperti menonton kisah nabi


🌌 Kegiatan Spesial Akhir Ramadhan

Berburu Malam Lailatul Qadar – Memper


Persiapan Idul Fitri – Belanja baju baru


Mudik Lebaran– Tradisi pulang kampung untuk berlebaran bersama keluarga.













sabahat ber limaa

       Persahabatan di bawah pohon Di sebuah kota kecil yang damai, lima sahabat—Sherly, Wanda, Shinta, Salsa, dan Reni—selalu menghabiskan ...